Di sebuah desa,hidup seorang gadis kecil yang menarik hati.Sejak kecelakaan merengut nyawa kedua orang tuanya,ia tinggal bersama neneknya di gubuk kecil di tepi danau.Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari neneknya berjualan kayu bakar.Setiap hari ia dan neneknya keluar masuk hutan untuk mencari kayu bakar dan menjualnya kembali ke pasar.Bila kecapaian nenek sering sekali sakit,maklum usia nenek memang sudah amat tua.Seharusnya ia tinggal santai di rumah menikmati masa tuanya.Namun sayang,himpitan ekonomi membuat nenek dan gadis kecil harus bekerja demi sesuap nasi untuk makan hari ini.
Seharusnya si gadis kecil sudah bersekolah,akan tetapi karena dia tak dapat mendengar dan berbicara tidak ada sekolah yang mau menerima dirinya.Memang ia bisa masuk SLB,namun neneknya tak mampu untuk menyekolahkannya di tempat tersebut.Terkadang si gadis kecil marah dengan keadaannya.Ia selalu menyalahkan kecelakaan tragis yang menimpa ia dan keluarganya.Akibatnya ia harus rela kehilangan pendengarannya,dikarenakan oleh kedua gendang telinganya pecah pada saat kecelakaan itu terjadi.Karena tak dapat mendengar ia pun tak dapat berinteraksi dengan orang lain atau bisa dikatakan ia bisu.Terlebih jika ada orang mencibir.Ia akan selalu menyesali keadaannya.Memang diluar ia tampak tegar,tapi di dalamnya ia sangat rapuh.Walau begitu ia gak mau melihat neneknya yang renta itu sedih.
Aku merasa iba melihat dirinya,terlebih saat ia menemanik ke sekolah.Saat itu guruku melihat aku sedng berbicara dengan dirinya menggunakan bahasa tubuh.Guruku mendekati kami berdua,gadis kecil itu segera memohon untuk bisa sekolah sama denganku.Tetapi guruku tidak mengizinkannya,Beliau malah membentak dan mengusir gadis kecil itu.Aku bisa merasakan kesedihan gadis kecil itu.Aku pun memohon agar permintaannya dikabulkan.Namun sayang,guruku tetap pada prinsipnya.Dia diusir dan tidak boleh kembali kesekolahku lagi.Pasti sakit rasanya.
Setiap pulang sekolah ku sempatkan untuk selalu mengajari ilmu yang tadi kudapatkan di sekolah kepadanya.Dia cepat sekali mengerti.Banyak hal yang sering ku ceritakan padanya.Memang kita tak dapat menilai orang dari luarnya saja.Aku harap persahabatan ku dengannya dapat berjalan terus.
Sudah beberapa hari aku tak jumpa dengannya.Ternyata aku dapat kabar bahwa di diangkat anak oleh salah seorang pengusaha terkaya didesa kami.Kini dia bisa sekolah sesuai dengan keinginannya.Aku pun turut senang dengan keadaannya.Namun sayang,baru sebulan ia merasakan kenikmatan hidupnya.Ia telah dipanggil Yang Maha Kuasa pergi untuk selamanya.Karena penyakit kanker yang di deritanya.
(_YEP_)
Kehidupan si gadis kecil
Posted on Wednesday, January 20, 2010
by Butterfly Snow Diaries
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to "Kehidupan si gadis kecil":
Post a Comment