Semburat sinar menyingsing di ufuk timur, menyapa hati dalam keputusasaan
ku tahu apa yang terjadi hari ini tak khan berbeda dengan kemarin
saat ku hanya bisa menatapmu dalam kejauhan
saat ku hanya bisa tersenyum melihatmu dari persembunyianku
saat ku hanya bisa menatap pilu dikala ku merindukanmu
saat ku hanya bisa
berdiri jauh dibelakangmu
saat ku hanya bisa terus berada dalam kepalsuan
kau tahu hati ini seperti ditikam pisau
berlaku sedingin es padamu, membuatku ingin meneteskan segumpal pilu yg mendera
mungkin kau hanya bisa melihat senyum ku yang merekah,
tanpa bisa melihat segenggam piluku yang mulai tersamarkan
mungkin kau hanya bisa menganggap aku gila, tanpa menyadari maksudku yang sebenarnya
mungkin kau selalu melihat sisi negatifku, tanpa berusaha mencari tahu keberadaanku sesungguhnya
kau pernah bilang merindukan keadaan yang seperti dulu
tapi kau tak pernah berusaha mengembalikannya
itu sebabnya aku tak pernah tinggal diam
walau sakit ku coba mempertahankannya
kau tau ku lakukan itu karena buatku
tak akan pernah sirna bayangan tentang dirimu dalam hidupku
tapi kini aku menyerah
jika memang sahabat adalah beban buatmu
sesuai dengan permintaanmu
aku akan berusaha menghilang dari bayanganmu
walau kau telah menghapusku dari kehidupanmu,
aku tak khan pernah membalasnya
karena buatku sahabat adalah anugrah
izinkan ku untuk mengenangnya
aku merasa sepi kehilangan dirimu
namun aku akan berusaha menghapus rasa sepiku
tetaplah tersenyum, sahabatku!
_YEP_
Simphoni hati
Posted on Sunday, January 23, 2011
by Butterfly Snow Diaries
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to "Simphoni hati":
Post a Comment